Oleh : M.
Ichsan Amir Mujahid
A. PRINSIP-PRINSIP BEKERJASAMA DALAM TIM

1. Pengertian tim
Dilihat dari asal katanya tim (team) merupakan
terjemahan dari kata Inggris, yaitu together, everyone, dan achieves,
yang artinya bekerjasama. Maksudnya jika sesuatu pekerjaan dikerjakan dengan
cara bekerjasama maka akan dapat mencapai hasil yang lebih baik.
Tim merupakan bentuk khusus dari kelompok kerja yang
berbeda dengan bentuk-bentuk kelompok kerja yang lainnya. Tim beranggotakan
orang-orang profesional yang dikoordinasikan untuk bekerjasama dalam menangani
suatu tugas atau pekerjaan tertentu. Dengan kata lain tim adalah sekelompok
orang dengan berbagai latar belakang keahlian yang menjalin kerjasama untuk
mencapai tujuan bersama.
2. Ciri-ciri sebuah tim
Ciri-ciri sebuah tim adalah sebagai berikut.
a.
|
Setiap anggota tim mempunyai ciri dan
identitas yang sama
|
|
b.
|
Setiap anggota tim mengetahui misi, tujuan
dan sasaran yang ingin dicapainya
|
|
c.
|
Setiap anggota tim di bawah seorang pimpinan
yang sama
|
|
d.
|
Setiap anggota tim merasakan dampak
keberhasilan dan kegagalan
|
|
e.
|
Setiap anggoata tim saling bekerjasama dan
berkolaborasi dalam melaksanakan tugas
|
|
f.
|
Tim terdiri dari berbagai macam orang dengan
latar belakang keahlian berbeda-beda.
|
3. Faktor-faktor pembentukan tim
Faktor-faktor yang mendasari pembentukan tim adalah
sebagai berikut
a.
|
Pemikiran dua orang atau lebih cenderung
lebih baik dari pada hasil pemikiran satu orang
|
|
b.
|
Konsep sinergi (1+1 > 2), yaitu bahwa
hasil keseluruhan (tim) jauh lebih baik dari pada jumlah bagiannya
|
|
c.
|
Anggota tim dapat saling mengenal dan saling
percaya, sehingga mereka dapat saling membantu dan bekerjasama
|
|
d.
|
Kerjasama tim dapat menyebabkan komunikasi
terbina dengan baik
|
4. Karakteristik sebuah tim
Tidak semua kumpulan orang dapat dikatakan suatu tim.
Untuk menjadi suatu tim, kumpulan orang itu harus mempunyai karakteristik
sebagai berikut.
a.
|
Ada kesepakatan terhadap misi tim
|
|
b.
|
Semua anggota mentaati peraturan yang
berlaku
|
|
c.
|
Adanya pembagian tugas, tanggungjawab, dan
wewenang
|
|
d.
|
Dapat beradaptasi terhadap perubahan
|
Dengan demikian jelaslah bahwa sekumpulan orang belum
tentu merupakan suatu tim. Sebab orang-orang yang berada dalam suatu kelompok
atau perkumpulan belum tentu dapat bekerjasama, mempunyai misi dan tujuan yang
sama, serta dapat saling pengertian dan saling
membantu.
5. Prinsip-prinsip kerjasama tim
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam
membentuk suatu tim adalah sebagai berikut.
a.
|
Identitas pribadi anggota tim
|
|
Faktor saling percaya antar anggota tim
merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu setiap anggota tim harus
saling mengenal identitas dan karakter pribadi masing-masing. Suatu tim tidak
akan dapat berjalan secara efektif jika para anggotanya tidak merasa cocok
satu sama lain.
|
||
b.
|
Hubungan antar anggota tim
|
|
Agar setiap anggota tim dapat bekerjasama,
mereka tentu saja harus saling mengenal, saling berhubungan, dan saling berkomunikasi.
Untuk itu dibutuhkan waktu bagi anggota tim yang berasal dari berbagai latar
belakang pendidikan, politik, dan status sosial budaya yang berbeda-beda
untuk saling mengenal dan bekerjasama.
|
B. MANFAAT
DAN TUJUAN BEKERJA DALAM TIM
Bekerja dalam bentuk tim akan lebih efektif dari pada
bekerja sendiri-sendiri. Untuk memahami apa saja manfaat dan tujuan bekerja
dalam tim dapat diikuti uraian berikut ini.
1. Fungsi dan manfaat bekerja dalam tim
Bekerja dalam tim memiliki banyak fungsi dan manfaat.
Fungsi bekerja dalam tim antara lain dapat mengubah sikap, perilaku, dan
nilai-nilai pribadi, serta dapat turut serta dalam mendisiplinkan anggota
lainnya. Selain itu tim dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan, merundingkan, dan bernegosiasi (bargaining). Anggota tim dengan latar belakang yang berbeda-beda
mungkin saja membawa perspektif atau pengaruh positif terhadap proses
pengambilan keputusan.
Secara lebih rinci manfaat bekerja dalam tim adalah
sebagai berikut.
a.
|
Manfaat bagi organisasi
|
||
-
|
Meningkatkan produktivitas kerja
|
||
-
|
Meningkatkan kualitas kerja
|
||
-
|
Meningkatkan mentalitas kerja
|
||
-
|
Meningkatkan kemajuan organisasi
|
||
b.
|
Manfaat bagi anggota
|
||
-
|
Stress atau beban akibat pekerjaan akan
berkurang
|
||
-
|
Tanggungjawab atas pekerjaan dipikul bersama
|
||
-
|
Memperoleh balas jasa dan penghargaan
|
||
-
|
Sebagai media aktualisasi diri
|
||
-
|
Dapat menyalurkan bakat dan kemampuannya
|
2. Tujuan bekerja dalam tim
Pada dasarnya tujuan bekerja
dalam tim didasarkan pada prinsip kesatuan tujuan, prinsip efisiensi, dan
prinsip efektivitas. Untuk lebih jelasnya dapat diikuti uraian berikut ini.
a.
|
Kesatuan tujuan
|
||
Prinsip kesatuan
tujuan ini mencakup kesamaan visi, misi, dan sasaran program kerja tim.
Apabila suatu program garapan atau proyek harus diselesaikan selama suatu
periode waktu
tertentu maka pola pelaksanaan kerja tim harus disesuaikan dengan prinsip
kesatuan tujuan.
|
|||
b.
|
Efisensi
|
||
Suatu tim yang
efisien adalah tim yang bekerja tanpa pemborosan dan kecerobohan, sehingga
memberi kepuasan kerja.
|
|||
c.
|
Efektivitas
|
||
Tujuan bekerja
dalam tim, antara lain untuk meningkatkan produktivitas dan efektivitas
kerja. Suatu tim disebut efektif jika telah memiliki ciri-ciri sebagai
berikut.
|
|||
-
|
Tujuan yang jelas
dan operasional
|
||
-
|
Keterampilan yang
memadai
|
||
-
|
|||
-
|
Saling percaya
|
||
-
|
Komunikasi
yang baik
|
||
-
|
Kemampuan
negosiasi
|
||
-
|
Kepemimpinan yang
tepat
|
C. MENYADARI
TUJUAN, TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB DALAM TIM
Setiap anggota tim tentu saja harus menyadari tujuan,
tugas, dan tanggungjawabnya. Bagaimana menyadari tujuan, tugas, dan
tanggungjawab dalam tim dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Tugas dan tanggungjawab anggota tim
Secara umum tugas dan tanggungjawab anggota tim adalah
sebagai berikut.
a.
|
Mewujudkan tujuan dan misi tim
|
|
b.
|
Memelihara kebersamaan dalam tim
|
|
c.
|
Mematuhi dan melaksanakan ketentuan atau
norma yang berlaku dalam tim
|
|
d.
|
Merealisasikan tugas dan pekerjaan dengan
sebaik-baiknya
|
|
e.
|
Menjaga nama baik dan kerahasiaan tim
|
|
f.
|
Menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan
pekerjaan tim
|
|
g.
|
Memberikan kontribusi yang nyata dalam
memajukan kerjasama tim
|
|
h.
|
Ikut berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan tim serta menerima dan melaksanakan keputusan tim dengan penuh
keikhlasan dan rasa tanggungjawab.
|
2. Tugas dan tanggungjawab pimpinan tim
Kepemimpinan pada dasarnya merupakan proses manajemen
dalam rangka memberikan pengaruh, bimbingan, dan pengarahan terhadap kegiatan
yang berhubungan dengan tugas dan tanggungjawabnya.
Secara umum tugas dan tanggungjawab pimpinan tim
adalah sebagai berikut.
a.
|
Kreatif dan proaktif dalam memberikan
dukungan terhadap kerjasama tim
|
|
b.
|
Membimbing dan mengarahkan seluruh anggota
dalam pelaksanaan kerjasama tim
|
|
c.
|
Menanggapi dan menangani setiap permasalahan
yang timbul sebagai dampak negatif dari kerjasama tim
|
|
d.
|
Memikul seluruh tanggungjawab terhadap maju
mundurnya kerjasama tim
|
|
e.
|
Memberikan komando terhadap pelaksanaan
tugas dan kegiatan tim
|
3. Tugas dan tanggungjawab terhadap anggota yang pasif
Dalam kerja tim tidak ada istilah keberhasilan
individu, melainkan keberhasilan
tim. Setiap anggota tim diharapkan dapat mengerahkan segenap kemampuannya
untuk tim.
Jika dalam suatu tim terdapat anggota yang pasif, maka
hal ini harus segera diatasi. Karena bagi sebuah teamwork, rekan kerja yang pasif akan mengganggu kerjasama tim.
Mengeluarkan si pasif dari kelompok tentu saja bukan tindakan yang bijaksana.
Akan tetapi membiarkan anggota dalam kepasifan juga bukan langkah yang sehat.
Untuk mengatasi anggota yang pasif dapat dilakukan dengan langkah-langkah
berikut.
a.
|
Pimpinan bertindak lebih tegas
|
|
b.
|
Pimpinan jangan ragu-ragu untuk menegur
anggota yang pasif
|
|
c.
|
Pimpinan harus tegas dalam pembagian tugas
kerja
|
|
d.
|
Pimpinan jangan sering meng-hadle pekerjaan anggota yang pasif
|
|
e.
|
Pimpinan jangan putus asa dan terbawa arus
untuk ikut-ikutan pasif
|
4. Strategi pelaksanaan
tugas dan tanggungjawab bekerja dalam
tim
Pembentukan suatu tim tentu saja tidak dengan
sendirinya akan dapat berjalan efektif sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena
itu diperlukan strategi untuk mengatasi berbagai kendala dan hambatan yang
muncul.
Dalam hal ini King (dalam Goetsch dan Davis, 1994)
menganjurkan 10 strategi yang ia sebut Sepuluh Perintah Tim (Ten Team
Commandment) untuk meningkatkan kineja suatu tim. Sepuluh perintah tim
tersebut adalah sebagai berikut.
a.
|
Saling ketergantungan
|
|
b.
|
Perluasan tugas
|
|
c.
|
Pensejajaran (alignment)
|
|
d.
|
Bahasa yang umum
|
|
e.
|
Kepercayaan/respek
|
|
f.
|
Kepemimpinan yang dibagi rata
|
|
g.
|
Keterampilan pemecahan
masalah
|
|
h.
|
Keterampilan menangani konflik
|
|
i.
|
Penilaian atau tindakan
|
|
j.
|
Perayaan atas kesuksesan tim
|
D. TAHAPAN
PERKEMBANGAN TIM

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang
tahapan atau fase-fase perkembangan suatu tim dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Tahap pembentukan rasa kekelompokan
Tahap pembentukan rasa kekelompokan merupakan tahap
awal dalam proses kerjasama tim. Pada tahap ini setiap individu dalam kelompok
melakukan berbagai penjajagan terhadap anggota lainnya mengenai hubungan antar
pribadi yang dikehendaki kelompok. Pada tahap pertama inilah secara
berangsur-angsur mulai diletakkan pola dasar perilaku tim, baik yang berkaitan
dengan tugas tim maupun hubungan antar pribadi anggota tim.
Pada tahap ini tujuan tim masih belum jelas karena
masih mencari-cari bentuk. Kondisi terakhir yang diharapkan terjadi pada fase
ini adalah hilangnya kekuatan dalam hubungan antar pribadi. Semua anggota
merasa bahwa mereka berada dalam satu kesatuan tim. Di luar mereka adalah
orang-orang lain yang bukan termasuk anggota tim. Produk akhir dari fase forming ini diharapkan terbentuknya rasa
kekelompokan di antara anggotanya. (Forsyth,
1983)
2. Tahap pancaroba
Pada fase kedua dari proses perkembangan tim adalah
upaya memperjelas tujuan tim mulai tampak, dan partisipasi anggota mulai
meningkat. Sadar atau tidak sadar, pada tahap ini anggota tim mulai mendeteksi
kekuatan dan kelemahan masing-masing anggota tim melalui proses interaksi
intensif. Fase ini ditandai oleh mulai terjadinya konflik satu sama lain,
karena setiap anggota semakin menonjolkan rasa keakuannya masing-masing. Salah
satu ciri penting pada fase ini adalah, dengan berbagai cara apapun anggotanya
akan tetap saling mempengaruhi satu sama lain. Oleh karena itu pada tahap ini
akan sangat rawan konflik dan ketegangan.
Dalam perkembangan sebuah tim, fase pancaroba ini
merupakan fase yang paling panjang perjalanan waktunya. Sebab di dalam fase
inilah melalui berbagai bentuk konflik dan kerjasama muncul kesadaran dan
pemahaman dari setiap anggota tim tentang adanya aspek-aspek kepribadian
yang unik dalam hubungan interpersonal, seperti perbedaan persepsi, perbedaan
cara berkomunikasi, perbedaan dalam gaya kepemimpinan, perbedaan wawasan, dan
sebagainya.
3. Tahap pembentukan norma
Dalam fase ketiga ini meskipun konflik masih terjadi,
tetapi anggota tim mulai melihat karakteristik kepribadian
masing-masing secara lebih mendalam, sehingga dapat memahami mengapa terjadi
perbedaan dan konflik. Setiap anggota tim mulai mengatur cara-cara
berkomunikasi dengan orang-orang tertentu, cara membantu orang lain, dan cara
memperlakukan orang lain dalam tim.
Setiap anggota mulai merasakan perlunya kesatuan
pendapat mengenai perilaku yang boleh dan yang tidak boleh ditampilkan dalam
pergaulan timnya, sehingga melahirkan nilai-nilai dan norma-norma kelompok.
Kondisi akhir dari tahap pembentukan norma ini adalah terciptanya suasana kerja
yang penuh keharmonisan dalam tim.
4. Tahap berprestasi
Pada fase berprestasi ini, tim sudah memiliki suasana
hubungan kerja yang harmonis antara anggota satu dengan yang lainnya. Norma
kelompok telah disepakati. Demikian pula tujuan dan tugas tim serta peran
masing-masing anggota sudah mulai jelas. Terwujud suatu keterbukaan dalam komunikasi,
interaksi, dan kerjasama dengan mentolerir perbedaan pendapat.
Pada tahap inilah sebuah tim dapat berprestasi dan
menjadi tim yang solid. Dalam hal ini tim mampu berbuat secara efektif dan
produktif, sehingga tim menampilkan prestasi kerja yang optimal. Fungsi
kepemimpinan sangat mewarnai kinerja tim, demikian pula kedewasaan anggota tim
juga menentukan sejauhmana kemampuan bertahan sebuah tim dalam melewati tahapan
kesulitan.
E. KARAKTER
BUDAYA DALAM TIM
Setiap kelompok masyarakat dan setiap organisasi
sosial atau perusahaan mempunyai karakteristik budaya yang berbeda-beda.
Demikian pula pada setiap tim tentu saja mempunyai karakter budaya yang tidak
sama. Namun secara umum terdapat lima karakter budaya tim, yaitu sebagai
berikut.
1. Tim yang berfungsi penuh
Kelompok kerja yang memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan tugas dan mencapai tujuannya. Tim kerja memiliki pemahaman dan komitmen
yang jelas untuk mencapai tujuannya. Etos kerja dari para anggotanya sangat
tinggi.
2. Tim yang menyenangkan
Kelompok kerja yang dalam melaksanakan tugas dan
pekerjaannya dilakukan secara baik dan harmonis. Kerjasama dalam tim ini sangat
baik, kekeluargaan dan saling tolong menolong, sehingga menyenangkan bagi para
anggotanya. Tim kerja ini sangat besar perhatiannya bagi kemajuan hidup
masyarakat.
3. Tim yang tidak berfungsi
Kelompok kerja yang tingkat produktivitas kerjanya
sangat rendah. Tim seperti ini biasanya tidak berlangsung lama atau cenderung
cepat bubar karena para anggotanya merasa tidak puas, baik dalam hubungan antar
pribadi maupun dalam hubungan dengan tim. Pada tim ini kepemimpinan tidak
berjalan sebagaimana mestinya.
4. Tim yang kaku
Kelompok kerja yang memiliki kemampuan menyelesaikan
tugas dan prestasi cukup tinggi, akan tetapi fungsi sosialnya buruk. Tim
seperti ini juga tidak dapat bertahan lama. Sebab para anggotanya cenderung
tidak mau bekerjasama, karena menganggap dukungan dan iklim sosial dalam tim
tidak kondusif.
5. Tim yang sedang-sedang saja
Kelompok kerja yang dalam melaksanakan aktivitasnya
berlangsung sedang-sedang saja. Tim ini dalam menyelesaikan tugasnya tidak
dapat dikatakan gagal mutlak, tetapi tidak pula dianggap sukses karena
penampilan atau kinerjanya hanya sedang-sedang saja. Keberlangsungan tim ini
cenderung berumur pendek karena kurang berprestasi.
F. BENTUK-BENTUK
TANGGUNGJAWAB MASING-MASING TIM
Pembentukan suatu tim kerja biasanya didasarkan pada
bidang-bidang kegiatan atau garapan yang perlu segera ditangani secara baik dan
profesional. Oleh karena itu, bentuk-bentuk tanggungjawab masing-masing tim
berbeda-beda. Pada saat membentuk sebuah tim, manajer atau pimpinan perusahaan
biasanya harus mempetimbangkan terlebih dahulu hal-hal berikut ini.
1.
|
Tingkat kemampuan teknis yang dimiliki
anggota-anggota tim yang potensial
|
2.
|
Tingkat kecakapan dalam hubungan antar
pribadi yang dimiliki anggota-anggota tim yang potensial
|
Pada saat memilih anggota ataupun pimpinan tim maka
harus mempertimbangkan lima kriteria berikut.
1.
|
Sifat-sifat kepibadian
|
2.
|
Sikap
dan perilaku antar pribadi
|
3.
|
|
4.
|
Keterampilan administrasi dan manajemen
|
5.
|
Pengetahuan dan pengalaman
|
Pemimpin tim sebaiknya memanfaatkan panduan berikut
pada saat menentukan jenis tim atau kelompok yang akan dibentuk. Panduan atau
pedoman tersebut adalah sebagai berikut.
1.
|
PANITIA
bertujuan untuk menyelidiki, menasehati, dan
melaporkan hasil-hasil temuan kepada pihak manajemen
|
2.
|
GUGUS TUGAS
bertujuan memecahkan suatu masalah
khusus dengan sengaja
|
3.
|
KELOMPOK PENYEMPURNAAN PROSES >> bertujuan
memenuhi syarat proses memperbaiki kualitas, menekan pemborosan, atau
memperbaiki produktivitas diseluruh jajaran departemen
|
4.
|
KELOMPOK PENYEMPURNAAN DEPARTEMEN ATAU
BAGIAN
bertujuan menyediakan arahan dan sarana bagi
para pegawai untuk memberikan kontribusi bagi aktivitas yang sedang berjalan
yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas departemen
|
5.
|
bertujuan mengorganisasikan berbagai macam
orang atau pegawai dengan berbagai macam keterampilan dan pengetahuan yang
harus mencapai tujuan-tujuan bisnis dengan satu pendekatan terarah
|
Berdasarkan bentuk-bentuk tanggungjawabnya, tim
menurut Johnson, Kantner, dan Kikora dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga jenis berikut ini.
1. Tim penyempurnaan departemen
Tim ini terdiri dari kumpulan orang-orang profesional
yang bertugas menyempurnakan organisasi dan manajemen suatu departemen, atau
bertugas khusus dalam suatu departemen dan sering disebut gugus kualitas
(quality circle).
Misalnya
tim penyempurnaan departemen pendidikan, tim
penyempurnaan departemen produksi, tim penyempurnaan departemen pemasaran,
dan sebagainya.
|
2. Tim perbaikan proses
Tim kerja yang bertugas untuk melakukan perbaikan
terhadap keseluruhan proses kegiatan atau produk tertentu (departemen,
instansi, atau perusahaan). Tim ini anggotanya terdiri dari personal tiap-tiap
bidang atau bagian.
Misalnya
tim perbaikan proses kualitas barang, tim
perbaikan proses pelayanan kepada pelanggan,
dan sebagainya.
|
3. Gugus tugas (task force)
Disebut juga tim proyek, yaitu tim kerja sementara
yang dibentuk untuk suatu misi dan tujuan tertentu. Termasuk ke dalam kelompok
kerja tim ini, antara lain tim proyek khusus atau tim pemecahan
masalah. Gugus tugas terdiri dari kumpulan orang-orang yang kompeten dan
sanggup memenuhi misi tertentu. Gugus tugas ini akan dibubarkan jika misinya
telah tercapai.
bagus nieh postinganya jadi tahu lebih dalam tentang kerjasama tim, nambah wawasan, hehehheheh
BalasHapusThanks atas atensinya & salam berbagi sob...
HapusThanks Pak utk postingnya document Teamworknya, sangat detail dan ringkas. minta utk copy ya sbg refrensi presentasi.
BalasHapusYou're welcome sob...
HapusMangga... :)
mau tanya, apa saja contoh karakter budaya dalam tim??? contoh tim-timnya., makasih
BalasHapus