Oleh : M.
Ichsan Amir Mujahid
E. CARA MEMBANGKITKAN KEKUATAN PRIBADI

Untuk dapat tampil serasi dan menarik di tempat kerja,
berikut ini disajikan langkah-langkah dan latihan yang dapat ditempuh oleh
mereka yang bekerja sebagai tenaga penjualan/pelayanan
1.
|
Menghindari gaya bicara yang negatif
|
2.
|
Berani bertanggungjawab
|
3.
|
Mengembangkan dinamika pribadi
|
4.
|
Mengembangkan kemampuan menggunakan bahasa
verbal dan non-verbal
|
5.
|
Mengembangkan
pengetahuan
|
6.
|
Bersikap fleksibel terhadap berbagai
perubahan
|
F. TATA
KRAMA YANG BAIK SECARA UMUM
Tata krama adalah kebiasaan sopan santun yang
disepakati dalam lingkungan pergaulan masyarakat setempat. Istilah tata krama
terdiri dari kata tata dan krama. Tata artinya adat, aturan, norma, atau peraturan. Krama artinya sopan-santun, kelakuan,
tindakan, atau perbuatan. Jadi, secara etimologis tata krama berarti adat
sopan-santun atau kebiasaan sopan-santun.
Tata krama atau adat sopan-santun sering pula disebut
etiket yang telah menjadi bagian dari norma kehidupan manusia.
Tata krama telah menjadi persyaratan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Pada umumnya ruang lingkup tata krama meliputi hal-hal
berikut ini.
1.
|
Tata krama berkenalan
|
2.
|
Tata krama bertamu
|
3.
|
Tata krama berbicara
|
4.
|
Tata krama makan
|
5.
|
Tata krama dalam menggunakan sarana umum,
dan lain-lain
|
Dalam hubungannya dengan tata krama, yang perlu kita
sadari adalah bahwa dalam kehidupan sehari-hari ada tata krama yang harus
diikuti dan dilaksanakan. Dengan menerapkan tata krama dalam kehidupan
sehari-hari, maka hidup kita akan tenteram, damai, dan aman.
G. ARTI
BAHASA TUBUH DALAM LINGKUNGAN KERJA
Perilaku non-verbal mempunyai peranan penting dalam
berkomunikasi dengan orang lain. Dalam suatu komunikasi,
biasanya kita lebih cenderung mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan
kata-kata. Namun sebenarnya banyak hal yang dapat dilakukan dengan bahasa
tubuh. Tingkah laku non verbal merupakan bagian yang penting dalam
berkomunikasi dengan orang lain, karena informasi atau pesan ada yang
disampaikan atau diperoleh melalui bahasa tubuh.
Komunikator dapat menjadikan dirinya sensitif terhadap
isyarat-isyarat non-verbal dari komunikan. Tiga bentuk bahasa tubuh yang cukup
berpengaruh dalam proses komunikasi non-verbal, yaitu kinetik, paralinguistik,
dan proksemik.
1. Kinetik
Kinetik adalah perilaku
tubuh yang meliputi gerak badan, gerak tangan, ekspresi wajah, gerak mata, dan
lain-lain. Kinetik juga menyangkut ciri-ciri fisik, seperti keadaan jasmani,
tinggi badan, berat badan, bentuk badan, dan penampilan tubuh secara umum.
Mata, kontak mata secara langsung, menghindari kontak mata
secara langsung, mata ke bawah, mata menatap ke suatu benda, mata menyipit, dan
mata berair atau tangisan.
Mulut, senyuman, bibir rapat, bibir digigit-gigit, dan
mulut terbuka tanpa bicara (melongo).
Ekspresi wajah, kontak mata yang disertai senyuman, mata
berkerut disertai mulut tertutup rapat, mata, dan mulut tampak kaku.
Kepala, kepala dalam posisi tegak, kepala
mengangguk-angguk, kepala menggeleng-geleng, kepala mengangguk dan kaki menghentak,
memegang kepala dengan kaku, kepala menunduk.
Bahu, bahu busung ke depan, bahu tampak
lemas/membungkuk dan melengkung, sikap mengangkat bahu.
Kaki dan mulut, kaki dan mulut dalam keadaan santai, kaki
menyilang dan berulang-ulang dalam posisi duduk, kaki dibuka dan ditutup secara
berulang-ulang dalam posisi duduk.
Keseluruhan tubuh, punggung berayun-ayun dan tangan bertopang pada
sandaran kursi, punggung bersandar dan tangan bertopang pada sandaran kursi dan
tidak menatap lawan bicara, duduk santai, dan menatap ke muka.
2. Paralinguistik
Beberapa isyarat vokal dalam paralinguistik, meliputi
tingkat bunyi suara dan kelancaran dalam bicara.
Tingkat bunyi suara, berbisik atau suara kecil tidak terdengar,
pertukaran yang tidak teratur dalam bunyi suara, dan suara rendah.
Kelancaran dalam bicara, kegagapan atau keraguan dalam bicara,
ratapan, atau berkata dengan keluhan, sikap diam dan tidak mau bicara.
3. Prosemik
Prosemik erat hubungannya dengan pengaruh keadaan diri
dan lingkungannya. Dalam komunikasi,
prosemik meliputi penggunaan ruangan, pengaturan mebeler, pengaturan tempat
duduk, serta jarak antara komunikator dan komunikan.
Jarak, sikap duduk yang menjauhkan diri (menunjukkan tempat
telah dilanggar, terjadi keguncangan jiwa, atau tempat duduk yang kurang
nyaman), sikap yang mendekatkan diri (menunjukkan keinginan mencapai hubungan
interpersonal yang lebih baik dan lebih intim).
Posisi dalam ruangan, selalu ingin duduk di belakang atau di
samping suatu benda tertentu dalam ruangan, menunjukkan keinginan untuk mencari
perlindungan, bersembunyi, atau sikap mengasingkan diri.
H. CARA
MEMBANGKITKAN KOMUNIKASI NON-VERBAL
Dalam kenyataannya, bahwa antara pesan dan bahasa
tubuh adalah sama dan sebangun atau kongruen.
Tubuh dan suara adalah merupakan kurir yang membawakan pesan Anda. Dengan
menggunakan ekspresi wajah, gerak tubuh, suara, dan postur secara efektif, anda
dapat menyampaikan pesan kongruen yang akan memperkuat komunikasi.
Pesan kongruen
adalah pesan yang memiliki perkataan, ekspresi wajah, gerak tubuh, dan postur
yang selaras. Wajah anda mengatakan hal yang sama dengan perkataan atau pikiran
Anda.
Untuk membangkitkan komunikasi non-verbal dan pesan
yang kongruen dapat dilakukan melalui bahasa tubuh sebagai berikut.
1. Kontak mata
Kontak mata yang sering dilakukan ketika berbicara
akan membangun
dan membina jalinan tingkat tinggi dalam komunikasi.
Pandanglah lawan bicara, tetapi tidak lebih dari tiga detik. Pandangan yang
lebih dari tiga detik sering diartikan sebagai tatapan kebencian atau kesukaan.
Jangan memandang ke atas wajah lawan bicara. Sebab sikap seperti itu
menunjukkan ketidak-siapan dalam hubungan interpersonal.
2. Ekspresi wajah
Wajah sebenarnya merupakan alat komunikasi yang sangat
kuat. Pesan non-verbal yang dilakukan melalui alis yang terangkat, sunggingan
senyum, dahi berkerut, anggukan kepala, mata melebar, dan mulut terbuka adalah
setara dengan ribuan kata atau kalimat. Oleh karena itu, gunakanlah wajah anda
secara efektif untuk menyampaikan perasaan dan pikiran.
3. Nada suara
Nada, volume, dan kecepatan suara adalah bumbu
komunikasi, yaitu memberi cita rasa pada wajah dan gerak tubuh, sehingga irama
komunikasi menjadi indah, menarik, dan menyenangkan. Nada, perubahan, dan
kualitas suara dapat dimanfaatkan untuk menyatakan kegembiraan, kekecewaan,
keraguan, kepastian, ketidak-pastian, serta pikiran, dan perasaan lainnya.
4. Gerak tubuh
Gerak tubuh yang meliputi gerak tangan dan gerak
lengan yang alami dan terarah akan memberi penekanan pada pesan Anda. Gerakan
tangan yang direncanakan dan terarah dapat menunjukkan ide secara visual.
Perhatikan contoh berikut ini!
"Ini adalah sila kedua Pancasila," seraya anda mengangkat dua jari.
Gerakkan satu tangan ke samping sambil berkata, "Di
satu pihak," dan gerakkan tangan yang lainnya ke arah yang berlawanan
sambil berkata, "Di lain pihak".
5. Sosok (postur)
Dalam hal ini yang penting adalah cara kita membawa
diri atau cara menegakkan tubuh dan bergerak. Perasaan dan pikiran kita sedapat
mungkin muncul pada postur kita juga. Pada saat kita senang/gembira dan bersemangat,
postur kita akan tegak dan kokoh. Pada saat kita murung/sedih dan tidak
bersemangat, postur kita akan lemas dan lunglai.
I. TATA
KRAMA DALAM JAMUAN BISNIS (TABLE MANNER)
Pelanggan
yang membeli produk kita tidak hanya orang-orang Indonesia saja, tetapi juga
orang-orang bangsa asing. Untuk dapat melayani kebutuhan pelanggan asing itu
tentu saja kita harus melaksanakan tata krama pergaulan internasional. Oleh
karena itu kita harus mengetahui tata krama jamuan bisnis secara internasional.
Secara umum tata krama jamuan bisnis adalah sebagai
berikut.
1.
|
Konfirmasikan janji pertemuan, termasuk
waktu dan tempat, sehari sebelumnya
|
2.
|
Usahakan datang 10 menit sebelum jamuan
dimulai.
|
3.
|
Saat jamuan makan tiba kita mengambil tempat
untuk duduk.
|
4.
|
Matikan alat-alat komunikasi, seperti handphone atau ponsel.
|
5.
|
Jangan meletakkan benda-benda pribadi di
atas meja, seperti kunci mobil, kaca mata, dompet, atau tas.
|
6.
|
Dahulukanlah penggunaan alat-alat makan,
seperti sendok, pisau, dan garpu yang dimulai dari deretan yang paling luar
di sisi kiri dan kanan
|
7.
|
Jaga irama atau kecepatan makan. Jangan
makan terlalu cepat atau terlalu bernafsu
|
8.
|
Jangan bersendawa terlalu keras hingga
terdengar. Hindari juga menguap tanpa menutup mulut
|
9.
|
Apabila ruangan makan ber-AC, kita harus
menahan keinginan untuk merokok
|
10.
|
Apabila anda seorang wanita, jangan
meninggalkan noda lipstik pada gelas. Janganlah mengoreksi rias wajah di
hadapan rekan bisnis
|
Jenis jamuan bisnis
Untuk menjalin hubungan bisnis yang lebih erat,
biasanya diadakan jamuan makan dan minum. Tata krama jamuan bisnis ala barat
terbagi dalam dua macam, yaitu:
1. Jamuan dengan
makanan ringan
a.
|
Coffee morning
|
|
Diselenggarakan pagi hari sekitar jam
10.00-11.00 WIB dengan menghidangkan kopi dan kue (snack)
|
||
b.
|
Tea party (afternoon tea)
|
|
Diselenggarakan sore hari sekitar jam
16.00-17.00 WIB dengan menghidangkan teh dan kue (snack)
|
||
c.
|
Cocktail party
|
|
Diselenggarakan malam hari sekitar jam
18.00-19.00 WIB dengan menghidangkan minuman keras, soft drink (minuman bersoda), dan kue (snack)
|
2. Jamuan dengan
makanan lengkap
Dinner adalah jamuan dengan makanan lengkap yang
merupakan makanan utama. Jamuan yang dihidangkan berupa makanan pembangkit
selera, makanan utama, dan makanan pencuci mulut. Tata cara penyajian makanan
lengkap (dinner) dilakukan dengan dua
cara, yaitu:
a.
|
French dinner
|
|
Makanan beserta perlengkapannya diletakkan
di atas meja yang telah ditata. Para tamu mengambil sendiri makanan dan
minuman sesuai dengan selera masing-masing.
|
||
b.
|
Sit down dinner
|
|
Para tamu duduk mengelilingi meja di mana
Makanan sudah terhidang dengan perlengkapan makanan untuk setiap tamunya.
Agar menarik di dalam penyajiannya dapat menggunakan hiasan buah-buahan atau
bunga.
|
J. TATA
CARA PERCAKAPAN SELAMA JAMUAN BISNIS
Hal utama yang harus diperhatikan dalam tata krama
jamuan bisnis, yaitu tata cara percakapan selama jamuan bisnis. Secara umum
tata cara percakapan selama jamuan bisnis adalah sebagai berikut.
1.
|
Lakukan basa-basi sejenak sebelum acara
makan dimulai. Cari tahu hobi, minat atau kegemaran kolega, sehingga anda
mudah membuka percakapan.
|
2.
|
Janganlah membicarakan masalah yang
sensitif, seperti masalah pribadi atau masalah politik yang dapat menimbulkan
salah paham.
|
3.
|
Apabila mengundang lebih dari satu rekan
bisnis, pembicaraan jangan hanya terfokus pada satu orang. Libatkan rekan
bisnis yang lain agar tidak ada yang merasa diabaikan.
|
4.
|
Basa-basi jangan terlalu meluas, mulailah
masuk pada permasalahan bisnis yang dibicarakan.
|
5.
|
Berbicaralah secara teratur dan sopan
setelah makan ditelan dan bibir sudah diusap bersih oleh serbet.
|
6.
|
Pada waktu berbicara, sebaiknya mulut dibuka
secukupnya, gigi hendaknya tidak tampak terkancing, karena hal ini akan
membuat suara kurang terdengar.
|
7.
|
Waktu berbicara hendaknya anda mengambil
jarak sesuai dengan orang yang anda ajak bicara, dalam arti tidak terlalu
dekat atau tidak terlalu jauh.
|
8.
|
Aturlah irama atau kecepatan makan anda
secara baik, jangan terlalu cepat atau terlalu lamban. Sebab hal yang utama
dalam jamuan bisnis bukan menghabiskan hidangan, melainkan mengutarakan
maksud anda mengundang atau diundang rekan bisnis.
|
Unduh Materi 3 -
Memelihara Standar Presentasi Pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar